Pranala Jalma: Connected in Humanity (Seminar Angkatan XIII)

Pranala Jalma: Connected in Humanity (Tema Seminar Angkatan XIII)

Pranala Jalma merupakan tema besar dari kegiatan seminar tugas akhir (Penciptaan dan Pengkajian) mahasiswa Sekolah Pascasarjana IKJ angkatan XIII. Kegiatan ini sudah dilaksanakan pada tanggal 16-17 Januari 2020 di kampus Sekolah Pascasarjana IKJ dan diikuti oleh 35 pembicara yang terdiri atas 22 orang mahasiswa penciptaan dan 13 orang mahasiswa kajian.

Pranala Jalma adalah perpaduan dua kata, yaitu pranala dan jalma. Pranala diartikan sebagai link. Ketika sebuah teks diklik, teks akan beralih ke teks lain, atau dari beranda ke beranda lainnya. Perulangan terjadi ketika satu teks beralih ke teks lainnya, karena sebuah makna merupakan rangkaian makna-makna yang telah ada sebelumnya. Jalma berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti ‘manusia’. Ketika kedua kata tersebut digabungkan, maka pranala jalma memiliki makna baru,  keterkaitan antarmanusia. Segenap manusia saling terkait dan saling memberikan makna, sehingga selalu tercipta kebaruan. Ide-ide berkerumun menjadi satu dari banyak pranala yang ada pada manusia.

Dalam masa perkuliahan di Sekolah Pascasarjana IKJ, mahasiswa Pascasarjana angkatan XIII belajar untuk membuka wawasan, serta menjalin koneksi dalam wilayah seni interdisipliner yang saling terhubung satu sama lain, saling membutuhkan, dan pada akhirnya saling melengkapi satu sama lain.

Sebagai pembicara kunci seminar ini adalah Dr. Joesana Tjahjani. Catatannya tentang seminar ini adalah sebagai berikut:

Pranala Jalma. Frasa yang berarti Connected in Humanity ini menghubungkan saya dengan masa satu tahun silam ketika pertama terjadi interaksi di antara kita. Itu adalah masa tatkala saya mengajar mata kuliah Persiapan Tesis dan Proposal untuk angkatan XIII Program Pascasarjana IKJ, khususnya mahasiswa Pengkajian. Kenangan akademis yang muncul di benak saya adalah alangkah beragam topik yang diajukan. Keragaman yang berasal dari minat terhadap berbagai bentuk seni, mulai dari seni pertunjukan, musik, film, sastra, lukis, grafis, bahkan sampai seni batik, arsitektur sampai seni kontemporer memodifikasi moda transportasi. Minat yang sangat beragam ini sungguh mengesankan dan membuka wawasan. Terima kasih untuk mengantar saya pada cakrawala ilmu pengetahuan dari bidang ilmu yang digeluti, yakni bidang ilmu kesenian.

Bicara tentang seni adalah bicara tentang rasa yang menciptakan keindahan. Pranala Jalma, yang dipilih sebagai tema Seminar Tesis, menghubungkan karya yang berlandaskan rasa dan keindahan dengan aspek manusia sebagai pencipta karya. Dan bicara tentang manusia menghadirkan permasalahan yang lain. Manusia dalam konteks masa kini adalah manusia dalam konteks urban yang kompleks. Kompleksitas dalam berbagai aspek, dalam hal ini mencakup konteks dan proses kreatif yang melahirkan karya dalam berbagai wujud, pun kompleksitas yang berasal dari diri manusia itu sendiri. Beragam topik yang ditawarkan sebagai bingkai analisis menangkap secara cermat kompleksitas tersebut dan menawarkan pembahasan yang bersifat interdisipliner.

Dapat dicatat dan dirangkum beberapa kata kunci yang muncul sebagai tema dari beragam topik yang ditawarkan, yakni ruang dan produksi urban, komodifikasi, kontemporeritas, serta sinergi antara tubuh, alam, dan kota, serta virtualitas. Ruang dan produksi urban terbaca misalnya dari arsitektur modern, seni rupa dan musik kontemporer, serta budaya dan gaya hidup urban seperti budaya minum kopi, budaya dan interaksi virtual, dan modifikasi motor sebagai moda transportasi masyarakat urban. Sebagai konsekuensi dari ruang urban, muncul beberapa pokok bahasan yang memperlihatkan bagaimana manusia masa kini bertahan hidup seraya mengkomodifikasikan hewan hias sebagai objek, seni tradisional seperti Ondel-ondel, sampai pemakaman sebagai ruang istirahat terakhir manusia.

Kata kunci berikut berfokus pada kontemporeritas pada beragam bidang seni semisal film eksperimentasi, penggabungan dua genre musik, seni rupa kontemporer, seni instalasi, transmedialitas, dan desain motif batik. Perspektif kontemporer juga berusaha memaknai tradisi berkesenian dari beberapa daerah. Beberapa topik berusaha menangkap dan mengungkap sinergi yang terjalin antara tubuh manusia dalam korelasi dengan alam dan kota sebagai ruang urban. Sementara itu, aspek virtual menempati ruang khusus dalam pembahasan dan penciptaan seni masa kini; beberapa topik menghadirkan perspektif yang berada di luar kesadaran manusia atau juga perspektif makhluk yang tak terlihat tentang keseharian manusia urban masa kini.

Pada akhirnya, kesemua kata kunci yang menjadi topik dan membingkai pembahasan seperti yang telah diuraikan menghadirkan pemahaman dan kesadaran pada berbagai aspek kehidupan masa kini. Hal demikian patut diapresiasi karena memperlihatkan kepekaan dan kepedulian pada realitas keseharian kita. Terkadang rutinitas membuat kita melupakan atau tak menghiraukan esensi kehidupan. Dan esensi kehidupan kita semestinyalah berasal dari keseimbangan. Keseimbangan antara masa kini dan masa lampau, antara modernitas dan tradisionalitas, antara yang maya dan virtual, antara realitas dan imajinasi, antara interaksi fisik dan interaksi rasa/perasaan, antara kehidupan dan kematian. Selamat pada Angkatan XIII yang telah berupaya mengangkat esensi kehidupan sebagai benang merah tulisan dan karya. Terima kasih telah menyertakan saya dalam proses akademis kalian. Sukses untuk kalian semua.